Jumat, 09 April 2010

Lagu-lagu yang bercerita


Dalam Suatu Masa, hiduplah seorang Mahasiswa Rantau yang punya Nyali mengejar Gadis Primadona di Nusantara Tercinta, Indonesia negeri Supermarket Bencana. Sejak pertemuan pertama pada 11 January, di sebuah pertandingan Mobil Balap, ia tetap Sempurna, sungguh Puspa Indah . Malaikat Juga Tahu ia Begitu Indah! Hanya bisa Curi-Curi Pandang tapi Aku Rela membelikan Rumah Yang Yahud untukmu, Hanya Kau Yang Bisa membuatku menjadi seperti Manusia Bodoh. Pikirnya. Itulah Cinta. Namun sayang Kasih Tak Sampai, Harapan Musnah Tinggal Debu…sungguh Sadis…Pemuda itu tetap Tegar, Maju Tak Gentar. Ikut Kontak Jodoh jawabannya. Pada Tuhan ia berbisik, “Semoga Kau Tak Tuli Tuhan dan meluluskan Cita-Citaku agar bertemu Manusia Sempurna, dan bisa bersanding seperti Kapiten dan Gadis Desa, seperti Johan dan Enny, seperti Windu-Defrina menjalin Harmoni, asal Pelan Tapi Pasti. Jikalau dapat, jangan biarkan terlalu Cinta, karena Jatuh Cinta Itu Biasa Saja kan?

Tentang Gadis Kecil

bagai rasa tentang rindu, dia datang lewat senyum kecilnya..
bagai rasa tentang rasa, dia selalu hadir bersama khayal senja..
dan bagai rasa tentang cita, dia ada dan tetap subur di sebelah jiwa..

Bersama saling memberi


ketika pagi menyingsing dengan gagahnya, mata yang masih satu garis ini nampak mengkerutkan dahinya. pagi nampak indah di ufuk sana. berfikir sejenak tentang kekuasan ilahi yang sangat mengagumkan. "krrrrriiiiiinggg...krrrriiinggg.." suara itu mengembalikan saya dari alam bawah sadar yang sangat indah tadi dengan cepatnya hingga bada terasa sedikit melayang diudara. satu sms diterima dengan sukses oleh alat massal tercantik dan terbaik saat ini. nampaknya agak aneh ketika bunyi panggilan masuk di jadikan bunyi penerimaan sms. agak sedikit malas tangan ini bergerak perlahan dengan kecepatan rendah. mata ini masih malu untuk membuka kelopak mata. tangan ini meraih alat tercanggih dengan lemah, buka dengan pelan dan menekan dengan lunglai. dengan fx sound musik scoring kejut ala film horor nasional, mata ini seakan menekan gas kencang-kencang sehingga kelopak mata membuka dengan ganasnya. kerutan didahi makin terlihat, mata sinis mulai dengan baiknya. sedikit kecepatan tangan ala demian, tangan ini begitu lihai memainkan jari jemari, menekan huruf demi huruf menciptakan makna. sampai-sampai alat ini tidak sanggup menerima serangan tulisan secara bertubi. tanpa sadar nafas ini begitu cepat, seperti dikejar hewan berkaki empat. "ada apa denganku?" fikirku sejenak, kenapa tulisan di alat ini benar-benar membuat detak jantuk bekerja lebih cepat dari biasanya, membuat buliran-buliran air tumbuh subur, membuat suhu naik dengan drastis. "ini sungguh dilematis, rangkaian kata coba di bentuk untuk menterjemahkan tentang perasaan yang melanda saat ini, namun setiap bait kata di gagalkan oleh kata berikutnya, tak ada sinkroniasi bahasa yang layak. aku tetap berusaha berfikir, mencari dimana kata yang pas untuk meletakannya sehingga tercipta makna pesan. kata demi kata yang berceceran di lantai otak coba di rangkai dengan penuh kesabaran, kali ini mulai tenang. mencoba berbaik hati dengan pikiran, melihat kata dengan sudut pandang manusia. berat memang, ketika hati saling bertentang antara emosi dan keinginan. pikiran mandegku datang dengan pandainya, dia seakan menjadi malaikat di pagi ini. membuat saya tenang setenag tenagnya, tanpa berfikir lagi untuk merangkai kata menciptakan makna.
bersambung..